Setelah menjalankan masa persiapan sekitar sembilan bulan, akhirnya sebanyak 149 orang umat Paroki Maria Assumpta Gamping dapat menerima Sakramen Penguatan/Krisma. Mereka menerima sakramen krisma dari tangan Vikjen Keuskupan Agung Semarang (KAS), Rm. YR Edy Purwanto, Pr dalam ekaristi yang dipimpin Vikjen KAS didampingi oleh kedua imam, Rm. Yoseph Nugroho Tri Sumartono, Pr dan Rm. Stefanus Heruyanto, Pr. Peristiwa yang membahagiakan ini terlaksana pada hari Minggu, 17 Oktober 2021 pagi di gedung gereja Santa Maria Assumpta Gamping dalam perayaan ekaristi yang sarat dengan prokes Covid. Perayaan ekaristi hanya dihadiri oleh para krismawan didampingi satu orang keluarga dan wali krisma yang ditunjuk dan didukung pula kehadiran para ketua lingkungan dan wilayah.

Dalam homilinya, Vikjen KAS menyatakan beberapa hal terkait dengan Minggu Misi Sedunia dan panggilan umat Katolik yang telah dibabtis sebagai misionaris dalam kehidupan sehari-hari. Peringatan Minggu Misi Sedunia yang jatuh pada 24 Oktober 2021 ditempatkan dalam ekaristi penerimaan sakramen krisma tersebut. Bapa Paus sendiri mengatakan, bahwa sebagai orang Katolik, “Kami tdak mungkin untuk tidak berkata-kata tentang apa yang kami lihat” (Kis. 4: 20). Panggilan sebagaimana dihayati oleh para murid saat menikmati rahmat kebangkitan Kristus merupakan juga panggilan kepada kita masing-masing kepada apa yang kita kandung di dalam hati kita, yaitu iman akan Yesus yang bangkit. Dalam perjumpaan dengan setiap orang, hendaknya kita membawa kesaksian akan iman tersebut dan membuat orang lain sampai pada pengakuan iman yang sama.
Misi selalu membawa tanda resmi Gereja, atau jati diri Gereja, karena Gereja ada untuk berevangelisasi untuk mewartakan Injil. Hal ini dikatakan Paus Paulus VI, Evangelii Nunctiandi, kita ada untuk mewartakan Injil. Apabila hidup kita melemah, dan apabila hidup kita sebagai orang Katolik kehilangan semangat atau daya kenabian dan kemampuan untuk membangkitkan rasa kagum pada orang lain maka itulah tanda-tanda mlempennya iman kepercayaan kita. Jadi para krismawan pada akhirnya harus sadar bahwa penerimaan krisma hari ini berkonsekuensi dengan mempertanggungjawabkan apa yang diterima untuk mewartakan Injil kepada siapapun yang dijumpai. Mewartakan Injil tidak dengan melawan orang lain, tetapi menceritakan apa yang kita hayati, apa yang kita lakukan sehingga orang lain tertarik dengan apa yang kita ungkapkan, katakan, ataupun lakukan.
Panggilan kepada misi bukan panggilan masa lalu, meski sering dipahami sebagai misionaris seperti di masa lalu, yaitu hadirnya misionaris dari luar negeri. Panggilan bermisi adalah panggilan setiap orang yang sudah dibabtis. maka setiap orang Katolik adalah misionaris. Panggilan misi juga bukan romantisme masa lalu, tapi ada juga saat ini ketika Kristus memanggil kita untuk bermisi, keluar dari diri kita, untuk mewartakan karya agung Tuhan.
Untuk berada di dalam misi, kita harus sehati, sepikir, seperasaan, dan setindakan dengan Tuhan Yesus. Saat kita membaca Yesus yang diikat, dihalang-halangi untuk pergi setelah membuat mukjizat oleh banyak orang untuk dijadikan pemimpin mereka, Yesus mengajak pergi dari kota itu karena di kota-kota lain Yesus harus memberitakan Injil. Yesus tidak mau diikat atau digondheli dengan berbagai tawaran kemampanan. Tuhan Yesus sadar betul DIA diutus Bapa untuk mewartakan kabar gembira. Para krismawan semestinya juga dikuatkan dan digelorakan untuk berani sehati, sepikir, seperasaan, dan setindakan dengan Tuhan Yesus dan berkata kepada diri sendiri, aku harus mewartakan kabar gembira Injil yakni karya keselamatan Tuhan.
Semua itu penuh risiko. Paus mengatakan, Gereja zaman sekarang harus keluar dari diri kita dan menjalankan perutusan yang berisiko tetapi menggembirakan bagi banyak orang. Bunda Maria adalah bunda evangelisasi. Maria Assumpta, Maria yang diangkat ke surga dengan jiwa dan raganya, karena dia adalah pribadi pertama, rasul utama evangelisasi. Buktinya, segera setelah mendapat kabar gembira dari malaikat gabriel, bahwa dia mengandung kristus dalam rahimnya, Maria segera pergi ke pegunungan ke rumah Zakaria berjumpa Elisabet yang saat itu sudah 6 bulan mengandung Yohanes Pembabtis. Maria datang untuk berbagi sukacita karena mengalami penyelamatan Allah. Karena itu, sebagai umat Paroki Gamping yang berlindung pada Maria yang adalah murid pertama yang menjalankan evangelisasi, semestinya juga dijiwai oleh semangat misionaris itu dengan meneladan Maria., sang pelindung Gereja.

Dalam kehidupan sehari-hari, perlu dilihat kembali bagaimana kita menjalani hidup doa. Dengan berlindung kepada Bunda Maria, mestinya doa-doa kita kepada Bunda Maria, atau bersama dengan Bunda Maria terasa kental dalam diri dan keluarga kita. Kita diajak untuk kembali digelorakan oleh Roh Kudus guna menjalankan misi mewartakan Injil. Hubungan kita dengan Bunda Maria juga semestinya makin erat. Ke depan 10-15 tahun mendatang, yang saat ini masih berusia SMP-SMA akan menjadi pemegang kunci hidupnya Gereja Maria Assumpta Gamping, atau dinamika hidup menggereja seluruh umat. Para orang tua 10-15 tahun mendatang sudah waktunya mundur untuk digantikan oleh orang-orang muda agar dinamika dan semangat yang dibangun makin nyata membuat karya nyata. Semoga kita semua diberkati oleh Tuhan. (ve)
Ikuti juga: Misa Online Setiap Minggu Pagi
Selamat sudah menerima Sakramen Krisma 😃